Sabtu, September 13
Hadis Ahlul Bait as Berkenaan dengan Iedul Adha
Hadis dan Riwayat Ma'shumin

Hadis Ahlul Bait as Berkenaan dengan Iedul Adha

Idul Adha adalah hari raya yang datang setelah prosesi wukuf di Arafah (tempat pengenalan diri), Muzdalifah (tempat kesadaran dan pemahaman), dan Mina (tanah harapan, pencapaian cinta). Hari ini merupakan simbol pembebasan dari segala keterikatan duniawi—pembebasan dari segala sesuatu yang bukan berasal dari Allah. Pada hari ini, seorang jamaah haji mengorbankan "Ismail"-nya, yaitu segala hal yang membuatnya terikat pada dunia, demi mencapai kebebasan spiritual. Hari ke-10 Dzulhijjah adalah salah satu hari raya terbesar umat Islam. Allah SWT menjadikan hari ini sebagai hari raya sebagai penghormatan atas kesiapan Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan putranya dan kepasrahan Nabi Ismail AS untuk disembelih. Berikut beberapa hadis dari para Imam Ahlulbait AS yang berkaitan dengan Idul Adh...
Kelahiran Imam Ridha: Matahari Terbit dari Khorasan
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Kelahiran Imam Ridha: Matahari Terbit dari Khorasan

Duka syahidnya Imam Shadiq as. belum reda dari hati Imam Kazhim as. yang dipenuhi kesedihan. Kota Madinah masih berkabung, seakan langit pun malu, matahari dan bulan enggan bersinar. Sejak 25 Syawal hingga 11 Dzulqa'dah, tak ada senyum terlihat di wajah siapa pun. Hingga tiba hari ke-11 Dzulqa'dah, ketika matahari terbit dengan cahaya berbeda—membawa kabar gembira: seorang bayi lahir di rumah Imam Kazhim as. Ya, kelahiran bayi bernama Ali itu bagai obat bagi luka semesta. Selamat atas kelahiran suci Imam Ali bin Musa ar-Ridha as., sang pelita kebijaksanaan! Sang Ibu: Permata yang Melahirkan Cahaya Hamidah, ibu Imam Kazhim as., membeli seorang budak perempuan bernama Taktam—wanita cerdas, berbudi luhur, dan penuh kesalehan. Suatu hari, Hamidah berkata pada p...
Keagungan dan Kesyahidan Imam Ja’far ash-Shadiq (as): Sebuah Narasi Ilahiah
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Keagungan dan Kesyahidan Imam Ja’far ash-Shadiq (as): Sebuah Narasi Ilahiah

Di tengah gemuruh kekuasaan Bani Abbasiyah yang penuh intrik, seorang manusia suci mengukir jejak abadi dalam sejarah Islam. Imam Ja'far ash-Shadiq (as), cucu Rasulullah (saw) yang ilmunya memancar laksana matahari, syahid pada tahun 148 Hijriyah akibat racun yang diperintahkan oleh Khalifah Mansur ad-Dawaniq—penguasa zalim yang gemar menumpahkan darah Ahlul Bait (as). Dua Riwayat tentang Hari Kesyahidan Para sejarawan berselisih pendapat mengenai tanggal pasti kesyahidan Imam Shadiq (as): 25 Syawal – Riwayat yang lebih masyhur di kalangan ulama Syiah. Pertengahan Rajab – Riwayat minoritas yang kurang populer. Namun, mayoritas ulama sepakat bahwa beliau wafat pada 25 Syawal 148 H, setelah memakan anggur beracun yang dikirim oleh Mansur. Kegagalan Kons...
Tentang “Katsir al-Syak” (Orang yang Sering Ragu dalam Ibadah)
Fikih Ahlul Bait

Tentang “Katsir al-Syak” (Orang yang Sering Ragu dalam Ibadah)

Definisi Katsir al-SyakKatsir al-Syak merujuk pada seseorang yang sering mengalami keraguan dalam melaksanakan ibadah atau amal agama. Beberapa marja' (otoritas keagamaan) Syiah telah menetapkan kriteria khusus untuk mengidentifikasi seseorang sebagai Katsir al-Syak. Dalam beberapa riwayat, kondisi ini dikaitkan dengan pengaruh setan, dan mengikuti keraguan tersebut dianggap sebagai perbuatan yang tercela. Dalam hukum Islam (fikih), Katsir al-Syak memiliki aturan khusus dan tidak boleh mengikuti keraguannya. Terminologi Yang dimaksud dengan "syak" (keraguan) di sini adalah kondisi ketika dua kemungkinan memiliki bobot yang seimbang (50:50). Oleh karena itu, istilah ini tidak mencakup "zhann" (prasangka atau dugaan). Dalam fikih, "zhann" memiliki hukum tersendiri yang terkadang mir...
Pendapat tentang Anak dan Istri Imam Zaman as
Akidah Syiah

Pendapat tentang Anak dan Istri Imam Zaman as

Kehidupan tersembunyi Imam Mahdi (a.s.) menjadikan banyak aspek hidupnya, termasuk status pernikahan dan keturunan, menjadi bahan perdebatan di kalangan ulama. Karena tidak ada riwayat yang jelas dan tegas tentang keluarga beliau, terdapat berbagai pendapat mengenai hal ini. 1. Pandangan Ulama Syiah Terdapat dua pendapat utama di kalangan ulama Syiah: Imam Mahdi (a.s.) telah menikah dan memiliki keturunan. Argumen: Menikah adalah sunnah Nabi (saw.), dan Imam Mahdi tidak akan meninggalkan sunnah ini. Beberapa riwayat dan doa mengisyaratkan keberadaan istri dan anak beliau. Kritik: Jika menikah bertentangan dengan hikmah di balik masa ghaybah (ketersembunyian), maka Imam akan mendahulukan yang lebih penting. Imam Mahdi (a.s.) tidak menikah atau tidak memiliki ketu...
Jawaban Rahbar (Sayid Ali Khamenei) tentang isu Tahrif Quran Syiah: Syiah dan Jaminan Kesucian Al-Qur’an dari Tahrif (Penyelewengan)
Quran

Jawaban Rahbar (Sayid Ali Khamenei) tentang isu Tahrif Quran Syiah: Syiah dan Jaminan Kesucian Al-Qur’an dari Tahrif (Penyelewengan)

Jika kita telusuri pandangan para ulama besar Syiah, kita akan mendapati bahwa mereka secara tegas menolak keyakinan adanya tahrif (penambahan atau pengurangan) dalam Al-Qur’an. Mereka menganggap isu tahrif hanya bersumber dari riwayat tunggal yang tidak bisa dijadikan pegangan akidah. Berikut beberapa pandangan mereka: Syaikh Shaduq (wafat 381 H) mengatakan: Keyakinan kami adalah bahwa Al-Qur’an adalah Kitab Allah dan wahyu-Nya yang diturunkan. Allah sendiri berfirman bahwa kebatilan tak bisa menyentuhnya dari arah manapun. Ia adalah wahyu dari Tuhan yang Mahabijaksana dan Maha Terpuji: “Sesungguhnya ia adalah kitab yang mulia...” Al-Qur’an adalah kisah kebenaran yang memisahkan antara yang benar dan yang batil. Ia bukanlah candaan atau hal sia-sia. Allah-lah yang menciptakannya, menu...
Kisah-kisah inspiratif dari Fathimah Azzahra
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Kisah-kisah inspiratif dari Fathimah Azzahra

🟢 1. Pahala Menjawab Pertanyaan Agama Seorang wanita datang kepada Sayyidah Fatimah (a.s.) untuk menanyakan hukum agama atas nama ibunya yang sudah lemah. Wanita itu bertanya hingga sepuluh kali. Meski pertanyaannya berulang-ulang, Fatimah tetap menjawab dengan sabar tanpa menunjukkan rasa kesal. Ketika wanita itu merasa sungkan, Sayyidah Fatimah berkata bahwa menjawab pertanyaan agama tidaklah melelahkan baginya, bahkan ia menganggapnya seperti seseorang yang dibayar mahal untuk membawa beban berat. Ia menegaskan bahwa setiap jawaban yang diberikannya bernilai besar di sisi Allah, jauh melebihi dunia dan isinya. Ia juga menyampaikan sabda Nabi bahwa para ulama dan orang berilmu di hari kiamat akan diberi mahkota kemuliaan karena telah membimbing umat. 🟠 2. Kunjungan Abu Ba...
Abdullah bin Saba: Antara Realita dan Mitos Sejarah
Akidah Syiah, Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Abdullah bin Saba: Antara Realita dan Mitos Sejarah

Abdullah bin Saba adalah tokoh kontroversial dalam sejarah Islam yang oleh sebagian kalangan digambarkan sebagai sosok Yahudi yang memeluk Islam, lalu menyebarkan ajaran sesat, menyulut fitnah dalam masyarakat Islam, dan menjadi pemicu utama pemberontakan terhadap Khalifah Utsman bin Affan. Banyak narasi menyebut bahwa ia adalah biang keladi dari fitnah besar yang menyebabkan pembunuhan Utsman dan pecahnya perang-perang besar seperti Perang Jamal dan Shiffin. Asal-Usul Tuduhan dan Pandangan Tokoh Sejarah Menurut sejarawan seperti Tabari, Abdullah bin Saba berasal dari Yaman dan berpura-pura masuk Islam. Ia melakukan perjalanan ke berbagai wilayah Muslim seperti Kufah, Syam, Mesir, dan Basrah, menyebarkan pandangan seperti kepercayaan akan kembalinya Nabi (raj’ah) dan bahwa Ali a...
Beberapa kisah inspiratif dari Imam Husain as
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Beberapa kisah inspiratif dari Imam Husain as

Langkah Kecil, Dampak Besar Imam Husain a.s pernah melihat seorang budak makan bersama seekor anjing. Ketika ditanya, sang budak berkata bahwa ia sedang bersedih dan ingin membuat anjing itu bahagia agar hatinya sendiri turut terhibur. Ia juga mengungkapkan keinginannya untuk bebas dari tuan Yahudinya. Imam Husain segera mendatangi tuannya dan menebus budak tersebut dengan 200 dinar. Namun sang tuan justru menghadiahkan budak itu dan kebunnya kepada Imam, bahkan mengembalikan uang tersebut. Imam Husain lalu menghadiahkan kembali uang itu kepada tuan tadi. Hal itu menggerakkan hati sang tuan dan ia pun memberikan semua itu kepada budak tersebut. Imam pun segera memerdekakan budak itu dan memberikan hartanya. Istri sang tuan yang menyaksikan kebaikan itu masuk Islam dan memberikan m...
Keadilan Imam Ali (a.s) yang Menyentuh Hati dan Mengislamkan Seorang Nasrani
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Keadilan Imam Ali (a.s) yang Menyentuh Hati dan Mengislamkan Seorang Nasrani

Di masa kekhalifahannya di Kufah, Imam Ali (a.s) kehilangan baju zirahnya. Beberapa waktu kemudian, zirah itu ditemukan berada di tangan seorang pria Nasrani. Imam Ali tidak serta-merta mengambilnya kembali, melainkan membawa perkara tersebut ke pengadilan. Ia menyatakan bahwa zirah itu miliknya, belum pernah dijual atau diberikan, dan kini berada di tangan orang lain tanpa hak. Sang hakim, dengan adil, meminta Imam Ali menghadirkan saksi karena ia adalah pihak yang mengklaim. Imam Ali pun tersenyum dan mengakui bahwa ia memang tak punya saksi. Maka, berdasarkan hukum, hakim memutuskan bahwa zirah itu milik si Nasrani. Namun, tak lama setelah keluar dari pengadilan, pria Nasrani itu merasa tersentuh oleh keadilan dan kerendahan hati seorang khalifah yang tunduk pada hukum tanpa meman...
Dukung Kami Dukung Kami