Sabtu, Desember 20
Kisah dan Sejarah Ahlul Bait

Mengumpulkan ranting di padang pasir

Pada salah satu perjalanannya bersama beberapa sahabatnya, Rasulullah saw singgah di suatu tempat yang tandus gersang. Mereka butuh menyalakan api, oleh karena itu mereka harus mencari kayu dan ranting-ranting di sekitar mereka. Setiap orang berpencar dan mulai mengumpulkan ranting-ranting kecil. Karena susah dan jarang sekali ditemukan, mulanya ranting-ranting dan kayu yang mereka dapatkan terlihat tak berguna. Namun akhirnya setelah sekian lama mereka terus mencari terkumpullah kayu dan ranting yang banyak sekali sehingga bisa mereka bakar malam itu. Melihat fenomena itu, Rasulullah saw bersabda kepada mereka, “Begitulah dosa-dosa yang kadang kita remehkan. Suatu saat dosa-dosa yang remeh akan dikumpulkan menjadi tumpukan dosa yang sangat besar.” - Wasail Syiah, jil. 2, hal. 462
Kisah dan Sejarah Ahlul Bait

Pesan terakhir

Ummu Hamidah, ibu Imam Kadhim as dan istri Imam Shadiq as, tengah dirundung duka karena kehilangan suaminya. Abu Bashir salah satu satu sahabat saat itu datang untuk berbela sungkawa atas kepergian Imam Shadiq as. Ummu Hamidah berkata kepada Abu Bashir, “Engkau tidak ada saat beliau memejamkan mata untuk terakhir kalinya. Saat itu ia menyampaikan pesan terakhirnya yang sangat penting.” Abu Bashir menanyakan pesan apakah itu yang sepertinya penting sekali? Ummu Hamidah menceritakan, “Saat itu kedua mata Imam terpejam dan kami sangat mengkawatirkannya. Tiba-tiba ia membuka mata dan berkata agar semua anggota keluarga berkumpul. Kami bergegas mengumpulkan semua sanak keluarga dan kami bersiap-siap mendengarkan pesan pentingnya. Ketika beliau melihat kami sudah berkumpul, beliau berkata, ‘Sy...
Kisah dan Sejarah Ahlul Bait

Tetangga baru

Seseorang dari kalangan Anshar membeli sebuah rumah di Madinah lalu tinggal di situ. Namun ternyata ia baru sadar bahwa tetangganya bukanlah orang yang baik. Ia mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw dengan berkata, “Ia adalah tetangga yang tak hanya tidak baik, tapi aku juga khawatir kelak ia akan mencelakakanku.” Kemudian Rasulullah saw mengumpulkan Imam Ali as, Salman, Abu Dzar dan seseorang yang sepertinya Miqdad lalu memerintahkan mereka untuk menyampaikan pengumuman di masjid selama tiga hari, yang berbunyi: “Barang siapa tetangganya tidak aman dari gangguan dan keburukannya maka ia bukanlah orang yang beriman.” Lalu tibalah saat Rasulullah saw menekankan pengumuman itu, seraya mengisyarahkan tangannya ke empat penjuru arah beliau bersabda, “Sampai empat puluh rumah dari setiap ...
Amalan, Doa dan Munajat

Munajat orang-orang yang mengharap

Ini adalah salah satu munajat yang diajarkan oleh Imam Zainal Abidin as dan dikenal dengan Munajat Roojiin (munajat orang-orang yang mengharap). Berikut adalah teks Arab, bacaan dan terjemahannya. يا مَن اِذا سَأَلَهُ عَبدٌ اَعطَاهُ yaa man idzaa sa’alahu ‘abdun a’thooh wahai yang jika hamba memohon Ia pasti memberi وَاِذا اَمَّلَ ما عِندَهُ بَلَّغَهُ مُناهُ wa idzaa ammala maa ‘indahu ballaghohu munaah jika hamba mengharap apa yang ada di sisi-Nya maka Ia mengantarkannya وَاِذا اَقبَلَ عَلَيهِ قَرَّبَهُ وَاَدناهُ wa idzaa aqbala ‘alaihi qorrobahu wa adnaah dan jika hamba menghadap pada-Nya maka Ia semakin mendekatkannya وَاِذا جاهَرَهُ بِالعِصيانِ سَتَرَ عَلى ذَنبِهِ وَغَطّاهُ wa idzaa jaaharohu bil ‘ishyaani sattaro ‘alaa dzanbihi wa ghottooh dan jika hamba lancang bermaksiat Ia menutupi...
Fikih Ahlul Bait

Beberapa hukum fikih shalat jum’at yang perlu diketahui

Di jaman ghaibnya imam Ahlul Bait as, adalah wajib takhyiri, yang artinya boleh memilih antara melaksanakan shalat jum'at atau shalat dhuhur. Jika sudah melaksanakan shalat jum'at, tidak perlu lagi melaksanakan shalat dhuhur, langsung saja setelahnya melaksanakan shalat ashar. Yang wajib Shalat jum'at dua raka'at seperti shalat subuh, hanya bisa berlangsung minimal dilaksanakan oleh lima orang dan dimulai dengan dua khutbah yang disampaikan sendiri oleh imam jum'at. Yang mustahab Dalam shalat jum'at dimustahabkan untuk: Imam membaca surah Al-Fathihah dan surah lain setelahnya dengan suara kencang (jahr) oleh imam jum'at. Membaca surah Al-Jumu'ah seusai surah Al-Fathihah pada raka'at pertama oleh imam jum'at. Membaca surah Al-Munafiqun seusai surah Al-Fathihah pada raka'at kedua...
Amalan, Doa dan Munajat

Doa memohon agar shalat diterima

Dalam kitab Mafatihul Jinan diriwayatkan sebuah doa untuk dibaca seusai shalat dengan harapan Allah swt menerima shalat yang telah kita kerjakan. Berikut doa itu: إِلَهِي هَذِهِ صَلاَتِي ilaahii haadzihii sholaatii ya Allah inilah shalatku صَلَّيْتُهَا لاَ لِحَاجَةٍ مِنْكَ إِلَيْهَا shollaituha laa lihaajatim minka ilaihaa sholat yang Kau tidak butuh padanya وَ لاَ رَغْبَةٍ مِنْكَ فِيهَا wa laa roghbatim minka fiihaa dan yang Kau sama sekali tak menginginkannya إِلاَّ تَعْظِيماً وَ طَاعَةً illa ta’dhiiman, wa thoo’atan kecuali kukerjakan untuk mengagungkan-Mu dan mentaati-Mu وَ إِجَابَةً لَكَ إِلَى مَا أَمَرْتَنِي بِهِ‏ wa ijaabatan laka ilaa maa amartanii bih dan untuk memenuhi panggilan dan seruan-Mu إِلَهِي إِنْ كَانَ فِيهَا خَلَلٌ أَوْ نَقْصٌ ilaahii in kaana fiihaa kholalun auw naqshu...
Amalan, Doa dan Munajat

Muanajat orang-orang yang takut

Di bawah ini adalah teks dan terjemahan "Munajat Orang-orang Yang Takut" (Munajat Al-Khooifiin), salah satu dari 15 Munajat Mulia yang diajarkan oleh Imam Sajjad as. اِلـهي اَتَراكَ بَعدَ الايمانِ بِكَ تُعَذِّبُني Ilaahii atarooka ba’dal iimaani bika tua’ddzibunii ya Allah apakah setelah aku mengimani-Mu lalu Engkau mengadzabku? اَم بَعدَ حُبّي اِيّاكَ تُبَعِّدُني am ba’da hubbii iyyaaka tuba’idunii apakah setelah aku mencintai-Mu nanti Kau akan menjauhkanku? أَم مَعَ رَجائي لِرَحمَتِكَ وَصَفحِكَ تَحرِمُني am ma’a rojaa’ii lirohmatika wa shofhatika tahrimunii apakah setelah kuberharap akan rahmat-Mu nanti Kau akan meninggalkanku? اَم مَعَ استِجارَتي بِعَفوِكَ تُسلِمُني am ma’a istijaarotii bi’afwika tuslimunii apakah setelah kumohon ampunan-Mu nanti Kau akan berpaling dariku? حاشا لِوَجهِك...
Amalan, Doa dan Munajat

Munajat orang-orang yang mengadu

Dalam munajat ini Imam Sajjad as mengajarkan bagaimana kita berdoa meminta Allah swt untuk menjaga diri kita dari keburukan hawa nafsu dan godaan setan yang terkutuk. Munajat ini disebut dengan Munajat Syaakiin atau munajatnya orang-orang yang mengadu. اِلـهي اِلَيكَ اَشكُو نَفساً بِالسُّوءِ اَمّارَةً ilaahii ilaika asyku nafsan bissuu’i ammaarotan ya Allah aku mengadu kepada-Mu akan jiwa yang menyeru kepada keburukan وَاِلَى الخَطيئَةِ مُبادِرَةً wa ilal khotii’ati mubaadirotan dan bergegas menuju kesalahan وَبِمَعاصيكَ مُولَعَةً wa bima’aashiika mula’atan dan begitu rakus untuk bermaksiat kepada-Mu وَلِسَخَطِكَ مُتَعَرِّضَةً wa lisakhothika muta’arridhotan dan berusaha mengundang amarah-Mu تَسلُكُ بي مَسالِكَ المَهالِكِ tasluku bii masaalikal mahaalik menyeretku ke jalan kehancuran وَتَج...
Serba-serbi

Beberapa statistik tragedi Karbala

Di bawah ini Anda dapat membaca semacam statistik terkait sejarah tragedi Asyura, yakni terbunuhnya Imam Husain as cucu Rasulullah saw di padang Karbala. Dari menolak baiat hingga hari Asyura Semenjak Imam Husain as menolak untuk membaiat Yazid hingga hari Asyura 175 hari lamanya. 12 hari di Madinah, 4 bulan dan 10 hari di Makkah, 33 hari di perjalanan dari Makkah hingga Karbala dan 8 hari tinggal di Karbala. Jumlah surat dari warga Kufah untuk Imam Husain as Banyak perbedaan riwayat mengenai jumlah surat-surat itu. Ada yang menyebutkan jumlahnya 150, 53, 50 dan seterusnya. Dalam kitab Luhuf disebutkan ada 12,000 orang Kufah yang menandatangani surat-surat tersebut. Riwayat yang mengatakan jumlah surat sebanyak 150 adalah riwayat yang paling dikenal dan referensinya lebih kuat dari pa...
Serba-serbi

Bagaimana para Imam Ma’shum memperingati tragedi Karbala

Apakah di zaman Ma’shumin diadakan acara-acara peringatan tragedi Asyura di hari-hari bulan Muharram? Seperti apa mereka melaksanakannya? Para Imam Ma’shum sering menangisi dan meratapi kepergian orang-orang yang mereka cintai. Sebagaimana Fathimah Azzahra as di malam hari sering menangisi kepergian ayahnya, Rasulullah saw, sampai beliau dibuatkan tempat khusus yang disebut rumah duka (Baitul Ahzan). Ia menggandeng tangan anak-anaknya, Hasan as dan Husain as, untuk dibawa ke rumah itu lalu meratapi kakeknya. Para Imam Ma’hsum as juga sering meratapi Imam Husain as dan menangisi kepergiannya. Namun seperti apa dan bagaimana, perlu kita lakukan kajian yang cukup. Kali ini akan kami jelaskan secara global: Berkabungnya Imam Sajjad as Berdasarkan riwayat-riwayat yang ada, Imam Sajjad as me...
Dukung Kami Dukung Kami