Jumat, Desember 12

Serba-serbi

Bukti Kebenaran Wilayatul Faqih
Serba-serbi

Bukti Kebenaran Wilayatul Faqih

Konsep Wilayatul Faqih (otoritas kepemimpinan faqih) dalam masa kegaiban Imam Mahdi didasarkan pada tiga jenis bukti besar: 1. Bukti ‘Aqaidiyyah (Teologis / Dasar Akidah) a. Semua otoritas berasal dari Allah Manusia tidak punya otoritas atas manusia lain kecuali jika Allah memberikannya. Karena seluruh otoritas itu hierarkis dari Allah → Nabi → Imam → wakil Imam pada masa kegaiban. Ini membentuk landasan bahwa: jika Allah memerintahkan ketaatan, maka wajib ditaati. b. Sunnatullah: manusia membutuhkan pemimpin Allah mengutus nabi untuk menuntun manusia keluar dari penyimpangan. Setelah nabi wafat, kebutuhan itu tidak hilang → maka ditunjuklah Imam maksum. Karena Imam Mahdi ghaib, maka umat tetap membutuhkan pemimpin sah yang meneruskan fungsi menja...
Fatimah Zahra dan Hari-Hari Fatimiyah
Serba-serbi

Fatimah Zahra dan Hari-Hari Fatimiyah

Fatimah, putri Nabi Muhammad yang dijuluki Zahra, adalah istri Ali bin Abi Thalib serta ibu dari Hasan dan Husain. Ia merupakan satu-satunya anak Nabi Muhammad yang masih hidup hingga dewasa. Menurut sumber sejarah, Fatimah Zahra wafat pada usia 18 tahun. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai tanggal pasti wafatnya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia wafat enam bulan setelah meninggalnya Nabi Muhammad, sementara sumber lain menyatakan bahwa ia wafat 30 atau 35 hari setelah wafatnya ayahandanya. Ada pula sumber lain yang menyebutkan tanggal berbeda untuk peristiwa syahadatnya. Saat ini, dua tanggal diperingati sebagai hari wafatnya Fatimah Zahra, dan periode antara kedua tanggal tersebut dikenal sebagai Hari-Hari Fatimiyah. Selama enam hari dalam periode ini, umat Islam di seluruh d...
Kapan Riya Justru Menjadi Sebuah Kewajiban?
Serba-serbi

Kapan Riya Justru Menjadi Sebuah Kewajiban?

Selama ini, konsep Riya—yaitu melakukan perbuatan baik demi mendapat pujian atau pengakuan dari orang lain—seringkali dipandang secara mutlak sebagai penyakit hati dan penghalang pahala. Namun, benarkah setiap tindakan saleh yang terlihat oleh publik selalu merupakan riya yang terlarang? Ternyata, ada kalanya keterlihatan suatu amal justru menjadi sebuah kebutuhan, bahkan bernilai pahala yang besar. Kuncinya terletak pada niat yang mendasarinya. Riya yang Dilarang dan Riya yang Diperlukan Secara etimologi, riya berakar dari kata ru'yah yang berarti melihat. Meski demikian, tidak setiap perbuatan yang terlihat (disaksikan) oleh orang lain disebut riya. Menurut para ulama, riya yang diharamkan memiliki ciri-ciri yang bersifat batin, sebagaimana disarikan dari perkataan Imam Shadi...
Mengkaji Klaim Pertemuan dengan Imam Zaman (ajf)
Serba-serbi

Mengkaji Klaim Pertemuan dengan Imam Zaman (ajf)

Mengkaji Klaim Pertemuan dengan Imam Zaman (ajf)Sudah jelas bahwa menerima kemungkinan pertemuan dengan Imam Zaman (ajf) tidak berarti bahwa setiap orang yang mengaku telah bertemu dengannya dapat dibenarkan. Tidak diragukan lagi, pembenaran mutlak, seperti pengingkaran mutlak, adalah tidak benar. Banyak sekali pendusta dan penipu yang mengaku-aku, dan bersikap naif dalam hal ini sangat berbahaya! Banyak contoh kasus seperti ini yang terlihat dan terdengar di zaman sekarang, yang di sini tidak ada kesempatan untuk menyebutkannya. PertanyaanBerdasarkan Tawqi' (surat) mulia Imam Mahdi (ajf), beliau bersabda: "Barangsiapa yang berkata bahwa dia telah melihatku, maka dia telah berdusta", sementara di sisi lain kita melihat banyak tokoh besar yang meyakini bahwa mereka telah melihat Imam Zam...
Empat Kitab Utama Syiah (Kutub Al-Arba’ah)
Serba-serbi

Empat Kitab Utama Syiah (Kutub Al-Arba’ah)

Empat Kitab Utama Syiah (juga dikenal sebagai Kutub Al-Arba’ah atau Ushul Al-Arba’ah) adalah empat kumpulan kitab hadis penting dalam tradisi Syiah yang menjadi sumber utama ajaran dan hukum setelah Al-Qur’an. Karena bercampurnya hadis-hadis yang sahih dan palsu, tiga ulama besar Syiah mengumpulkan dan menulis empat kitab riwayat yang dikenal sebagai Kutub Al-Arba’ah. Keempat kitab tersebut adalah Al-Kafi, Man La Yahdhuruhu Al-Faqih, Tahdzib Al-Ahkam, dan Al-Istibshar. 1. Al-Kafi Penulis: Syaikh Muhammad bin Ya’qub Al-Kulaini Al-Baghdadi (wafat 328 H). Pandangan tentang Syaikh Al-Kulaini: Taj Al-‘Arus: Al-Kulaini adalah seorang faqih dan ulama besar Syiah pada masa kekhalifahan Al-Muqtadir Billah. Ia dikenal dengan julukan "Silsili" karena tinggal di daerah "Darb Al-Silsil...
Aliran-Aliran dalam Mazhab Syiah
Serba-serbi

Aliran-Aliran dalam Mazhab Syiah

Seluruh aliran dalam Syiah meyakini imamah (kepemimpinan) dan kekhalifahan langsung Imam Ali a.s. setelah Rasulullah saw.. Mereka juga sepakat mengenai kewajiban penunjukan imam oleh Allah, ‘ishmah (kemaksuman) para nabi dan imam dari dosa besar maupun kecil, serta berkeyakinan akan tawalla (cinta kepada wali Allah) dan tabarra (berlepas diri dari musuh-musuh Allah). Tiga aliran utama Syiah yang masih memiliki pengikut signifikan hingga kini adalah: Imamiyah (Itsna ‘Asyariyah/Dua Belas Imam) Zaidiyah Ismailiyah Secara umum, aliran-aliran Syiah dapat dibagi menjadi dua kategori: Aliran yang masih ada dan bertahan hingga kini Aliran yang telah punah atau hilang 1. Imamiyah Itsna ‘Asyariyah (Syiah Dua Belas Imam) Mereka adalah pengikut dua belas imam dari Im...
Fungsi-Fungsi Konstruktif Filsafat dalam Kehidupan
Serba-serbi

Fungsi-Fungsi Konstruktif Filsafat dalam Kehidupan

Pendahuluan "Filsafat," ketika digunakan sebagai sebuah kata, dapat memiliki makna positif dan populer, tetapi ketika diajukan sebagai ilmu dan pengetahuan, hanya sedikit yang menunjukkan minat padanya. Beberapa orang menganggapnya sebagai ilmu abstrak semata yang tidak memiliki aplikasi dan manfaat dalam kehidupan praktis. Bahkan jika kita menganggap filsafat sebagai ilmu abstrak yang hanya berhubungan dengan konsep-konsep rasional dan abstrak, ia tetap bermanfaat dalam melatih pikiran. Wajar jika pikiran yang terlatih dan terasah lebih mampu mengatasi kehidupan dan masalah-masalahnya daripada pikiran yang tidak terlatih, dan pelatihan pikiran ini harus diperhatikan sejak masa kanak-kanak melalui pendidikan formal. Tentu saja, selanjutnya kita akan melihat bahwa filsafat bukan hanya il...
Perpustakaan Ayatullah Marashi Najafi: Warisan Ilmu Islam Terbesar di Iran
Serba-serbi

Perpustakaan Ayatullah Marashi Najafi: Warisan Ilmu Islam Terbesar di Iran

Gambaran Umum Perpustakaan Ayatullah Marashi Najafi adalah perpustakaan yang terletak di kota Qom, Iran, dan merupakan perpustakaan manuskrip terbesar di Iran serta koleksi manuskrip ketiga terbesar di dunia Islam. Pada tahun 2014, perpustakaan ini memiliki 31.000 judul manuskrip yang terdiri dari lebih dari 60.000 jilid. Makam Ayatullah Marashi Najafi terletak di bagian pintu masuk perpustakaan ini. Sejarah Pembentukan Awal Mula (Era Najaf) Cikal bakal perpustakaan ini terbentuk ketika Ayatullah Marashi Najafi masih menuntut ilmu di Hawza Ilmiyyah Najaf, Irak. Motivasinya adalah: Mengumpulkan manuskrip-manuskrip berharga Mencegah keluarnya karya-karya tersebut dari negara-negara Islam Pernah berselisih dengan perwakilan konsul Inggris di Irak untuk membeli sebuah...
Biografi Lengkap Akhund Muhammad Kazim Khorasani
Serba-serbi

Biografi Lengkap Akhund Muhammad Kazim Khorasani

Profil Singkat Muhammad Kazim Khorasani (1255–1329 H), dikenal sebagai Akhund Khorasani, adalah seorang ulama besar Syiah, ahli fikih dan ushul, pemimpin spiritual, serta tokoh politik yang menjadi salah satu pendukung utama Gerakan Konstitusional Iran. Ia juga merupakan penulis karya monumental Kifāyat al-Uṣūl. Kelahiran dan Latar Belakang Lahir pada tahun 1255 Hijriah di kota suci Mashhad, Iran. Berasal dari keluarga terkemuka yang dikenal dengan tradisi keilmuan dan kebajikan. Kakeknya berasal dari Herat, namun keluarga mereka telah lama menetap di Mashhad. Pendidikan Awal Menyelesaikan pendidikan dasar dan ilmu-ilmu awal di Mashhad. Melanjutkan studi di Sabzevar, berguru kepada Haji Mulla Hadi Sabzevari, seorang filsuf dan pemikir besar. Hijrah ke Tehe...
Menengok Sistem Pendidikan di Hauzah Ilmiah
Serba-serbi

Menengok Sistem Pendidikan di Hauzah Ilmiah

Sistem pendidikan di seminari ilmiah (hawzah ilmiah) merujuk pada metode pengajaran dan pembelajaran yang diterapkan di lembaga pendidikan keagamaan tersebut. Sistem ini telah mengalami perubahan seiring waktu. Hingga pertengahan abad ke-14 Hijriah, seorang pelajar biasanya memulai pendidikannya di makteb khaneh (sekolah tradisional). Di sana, mereka belajar mengenal huruf, kemudian mempelajari Al-Qur'an, dan setelah mendapatkan dasar-dasar ilmu tata bahasa Arab (sharaf dan nahw) serta ilmu-ilmu pendahuluan lainnya, mereka melanjutkan ke hawzah ilmiah. Namun, setelah berdirinya sekolah-sekolah modern dan lenyapnya makteb khaneh, para pelajar kini biasanya bergabung dengan hawzah setelah menyelesaikan pendidikan menengah tingkat pertama atau kedua. Hingga saat ini, tradisi yang berlaku a...
Dukung Kami Dukung Kami