Minggu, November 2

Perbedaan Bacaan Azan antara Syiah dan Ahlusunnah

Azan merupakan panggilan suci untuk menunaikan salat, yang memiliki kedudukan penting dalam syiar Islam. Meskipun secara umum bacaan azan memiliki struktur yang serupa, terdapat sejumlah perbedaan antara mazhab Syiah dan Ahlusunnah dalam beberapa bagian lafalnya. Perbedaan ini bersumber dari riwayat dan praktik yang berkembang sejak masa sahabat dan tabi’in, serta pandangan para ulama dalam memahami sunnah Rasulullah ﷺ.


Tambahan dan Perbedaan Utama dalam Azan

1. Syahadat Ketiga (Asyhadu anna ‘Aliyyan Waliyyullah)

Menurut Syaikh Thusi, seorang faqih dan ahli hadis besar Syiah pada abad ke-3 H, sebagian riwayat menunjukkan bahwa kaum Syiah membaca kalimat “Asyhadu anna ‘Aliyyan Waliyyullah” dalam azan bukan sebagai bagian wajib, melainkan dalam rangka istihbab (anjuran). Artinya, kalimat ini dibaca untuk menunjukkan kecintaan dan loyalitas kepada Imam Ali a.s., namun tidak dianggap sebagai bagian inti dari azan.
Sementara itu, Ahlusunnah tidak mengenal syahadat ketiga dan sebagian menganggapnya sebagai bentuk bid‘ah (inovasi dalam agama).


2. “Hayya ‘ala Khayril ‘Amal”

Kaum Syiah memasukkan kalimat “Hayya ‘ala Khayril ‘Amal” (Marilah menuju amal terbaik) sebagai bagian dari azan. Berdasarkan pandangan Syaikh Shaduq (305–381 H), kalimat ini telah menjadi bagian dari azan sejak zaman Rasulullah ﷺ dan masih dibaca pada masa khalifah Abu Bakar. Namun, menurut riwayat, Umar bin Khattab kemudian menghapusnya untuk mendorong umat Islam agar lebih bersemangat dalam berjihad, karena beliau khawatir umat akan menganggap bahwa salat (amal terbaik) sudah cukup dan melupakan jihad.

Sebagai gantinya, Ahlusunnah kemudian menambahkan kalimat “As-Shalatu Khayrun minan Nawm” (Salat lebih baik daripada tidur) yang hanya dibaca dalam azan Subuh. Pandangan ini juga diperkuat oleh kisah bahwa Umar bin Khattab, ketika sedang tidur di masjid, dibangunkan oleh muazin dengan kalimat tersebut, dan beliau lalu memerintahkan agar kalimat itu dijadikan bagian dari azan Subuh.

Bagi Sayyid Murtadha, seorang ulama besar Syiah, penambahan “As-Shalatu Khayrun minan Nawm” dianggap sebagai bid‘ah (inovasi dalam agama), dan dalam pandangan mazhab Syiah, terdapat ijma‘ (kesepakatan) bahwa kalimat itu tidak termasuk bagian dari azan syar‘i.


3. Jumlah Bacaan “La Ilaha Illallah”

Dalam azan Syiah, kalimat “La Ilaha Illallah” diucapkan dua kali pada bagian penutup azan.
Sedangkan dalam azan Ahlusunnah, kalimat ini dibaca satu kali saja di akhir.


4. Jumlah Takbir di Awal Azan

Baik Syiah maupun sebagian besar Ahlusunnah membaca kalimat “Allahu Akbar” sebanyak empat kali di awal azan. Namun, menurut Malik bin Anas, salah satu imam mazhab empat (pendiri Mazhab Maliki), takbir awal cukup dua kali. Ia berdalil dengan riwayat dari Abu Mahdzurah, bahwa demikianlah azan di masa Rasulullah ﷺ.


5. Bacaan Syahadatain dengan “Tarji‘”

Dalam sebagian riwayat Ahlusunnah, khususnya menurut mazhab Maliki dan Syafi‘i, dikenal istilah tarji‘, yaitu pengulangan bacaan dua kalimat syahadat sebanyak dua kali dengan suara rendah dan dua kali dengan suara keras.
Sementara dalam azan Syiah, syahadat dibaca dua kali saja tanpa tarji‘.


Tabel Perbandingan Bacaan Azan

Teks Azan SyiahTeks Azan AhlusunnahTerjemahan
Allahu Akbar (4x)Allahu Akbar (4x) (Mazhab Maliki: 2x)Allah Maha Besar
Asyhadu an la ilaha illallah (2x)Asyhadu an la ilaha illallah (2x) (Maliki & Syafi‘i: 2x pelan + 2x keras)Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah
Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah (2x)Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah (2x) (Maliki & Syafi‘i: 2x pelan + 2x keras)Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
Asyhadu anna ‘Aliyyan Waliyyullah (2x) (Mustahab, tidak wajib)(Tidak ada dalam Ahlusunnah)Aku bersaksi bahwa Ali adalah wali Allah
Hayya ‘ala ash-Shalah (2x)Hayya ‘ala ash-Shalah (2x)Marilah menuju salat
Hayya ‘ala al-Falah (2x)Hayya ‘ala al-Falah (2x)Marilah menuju keberuntungan
Hayya ‘ala Khayril ‘Amal (2x)As-Shalatu Khayrun minan Nawm (2x, hanya azan Subuh)Marilah menuju amal terbaik / Salat lebih baik daripada tidur
Allahu Akbar (2x)Allahu Akbar (2x)Allah Maha Besar
La Ilaha Illallah (2x)La Ilaha Illallah (1x)Tiada tuhan selain Allah

Kesimpulan

Perbedaan bacaan azan antara Syiah dan Ahlusunnah berakar pada riwayat sejarah dan kebijakan para sahabat setelah wafatnya Rasulullah ﷺ.

  • Syiah mempertahankan bentuk azan yang mereka yakini bersumber dari Rasulullah tanpa penambahan atau penghapusan, termasuk kalimat Hayya ‘ala Khayril ‘Amal.
  • Ahlusunnah, melalui ijtihad para sahabat dan imam mazhab, menambahkan kalimat As-Shalatu Khayrun minan Nawm pada azan Subuh dan tidak membaca Hayya ‘ala Khayril ‘Amal.

Meskipun terdapat perbedaan dalam teks dan jumlah bacaan, tujuan utama azan tetap sama, yakni menyeru umat Islam menuju salat dan mengingat kebesaran Allah SWT.

[wikishia]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dukung Kami Dukung Kami