Surah Al-Isra’ Ayat 30
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki, dan menyempitkannya (bagi siapa yang Dia kehendaki). Sungguh, Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat terhadap hamba-hamba-Nya.
Tafsir dan Penjelasan
Pertanyaan yang sering muncul adalah: mengapa masih ada orang yang miskin, fakir, dan membutuhkan bantuan? Bukankah lebih baik jika Allah langsung mencukupi semua kebutuhan mereka, sehingga kita tidak perlu repot-repot berinfak kepada mereka?
Ayat ini seakan datang untuk menjawab pertanyaan tersebut. Allah menegaskan bahwa:
“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki, dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki, karena Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat terhadap hamba-hamba-Nya.”
Allah sengaja mengatur pembagian rezeki dengan cara seperti ini sebagai ujian bagi manusia. Jika Allah menghendaki, tentu sangat mudah bagi-Nya untuk mencukupi semua hamba tanpa satu pun kekurangan. Namun Dia memilih cara ini untuk mendidik kita, membentuk jiwa dermawan, sikap peduli, dan pengorbanan.
Selain itu, banyak orang yang jika terlalu diberi kelapangan, akan menjadi sombong dan melampaui batas. Maka, demi kebaikan mereka, Allah memberi rezeki secukupnya, tidak terlalu sedikit hingga membuat miskin, dan tidak terlalu banyak hingga membuat lalai.
Lebih dari itu, pada umumnya luas atau sempitnya rezeki bergantung pada usaha dan kerja keras seseorang. Hanya dalam beberapa pengecualian—seperti orang yang sakit, difabel, atau tidak mampu bekerja—hal itu bukan faktor utamanya. Maka ketika Allah mengatakan bahwa Dia melapangkan atau menyempitkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki, itu semua sesuai dengan hikmah dan ilmu-Nya. Yang lebih giat dan serius, rezekinya lebih luas; dan yang malas, akan lebih sedikit mendapatkannya.
Pesan-Pesan dari Ayat Ini
- Rezeki itu berada dalam genggaman Allah.
Dialah yang melapangkan atau menyempitkannya sesuai dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya.
(“يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ”) - Rezeki yang sempit atau luas adalah bagian dari pengasuhan dan pendidikan Ilahi.
Semua itu bagian dari rencana Tuhan untuk membentuk manusia menjadi pribadi yang matang.
(“رَبُّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ…”) - Apa yang Allah kehendaki tidaklah buta atau sembarangan, tapi penuh ilmu dan penglihatan.
Dia Maha Tahu siapa yang layak untuk diberi lebih dan siapa yang perlu dibatasi.
(“خَبِيرًا بَصِيرًا”) - Jangan pelit karena takut miskin.
Dan jangan juga memberikan semua harta sekaligus demi membantu orang lain, karena fakir itu bisa jadi bagian dari rencana bijak Allah.
Rezeki tak hanya dari jerih payahmu, tapi dari kehendak-Nya.
(Lihat hubungan dengan ayat sebelumnya: “Jangan jadikan tanganmu terbelenggu…”)
Rujukan Tafsir:
- Tafsir al-Muntakhab dari Tafsir al-Nur oleh Ustadz Mohsen Qara’ati, jilid 5, hal. 50
- Tafsir al-Muntakhab dari Tafsir Nemuneh oleh Ayatullah Makarim Shirazi, jilid 2, hal. 633