Selasa, Oktober 28
Sejarah Ahlul Bait

Imam Ali as dan orang tua Nasrani

Pada suatu hari di masa kekhalifahan imam Ali bin Abi thalib as, beliau berjalan di salah satu jalanam Kufah lalu melihat seorang tua yang meminta-minta bantuan. Imam Ali bertanya: "Mengapa orang tua itu meminta-minta?" Mereka menjawab: "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ia seorang lelaki Nasrani." Imam berkata: "Saat ia muda dan kuat kalian mempekerjakannya dan kini saat ia tua dan lemah kalian meninggalkannya?" Akhirnya Imam Ali as memerintahkan mereka untuk memberinya gaji bulanan dari Baitul Mal.
Sejarah Ahlul Bait

Pembagian 17 onta oleh Imam Ali as

Seseorang berwasiat sebelum ia mati untuk membagikan 17 onta kepada ketiga anaknya. Ia berkata, “Bagilah onta-ontaku yang sekiranya anakku yang paling besar mendapat setengah dari onta-onta itu, anak kedua mendapat sepertiga darinya dan anakku yang paling kecil mendapat sepersembilan.” Ayah pun juga menambahkan catatan bahwa pembagian itu harus dilakukan tanpa dengan harus membunuh onta-onta yang ada; yakni harus dibagikan secara merata dalam keadaan semuanya hidup. Sepeninggal sang ayah, anak-anaknya bingung saat membaca surat wasiat. Mereka tidak tahu bagaimana cara membagi 17 onta dengan pembagian yang diinginkan oleh ayah mereka. Akhirnya mereka datang kepada Imam Ali as dan menceritakan permasalahannya. Imam Ali menjawab, “Apakah kalian memberiku izin untuk menambahkan ontaku kepada...
Sejarah Ahlul Bait

Imam Ali as dan seorang janda

Imam Ali as sedang berjalan di salah satu gang Kufah. Ia melihat seorang janda berjalan kesusahan membawa barang-barang kebutuhan rumahnya. Imam meminta wanita itu agar bersedia dibantu olehnya. Imam membawakan barang-barang bawaannya dan berjalan di depan wanita janda. Sembari berjalan, imam menanyakan keadaannya. Janda tersebut berkata, "Aku adalah seorang janda, yang harus membesarkan anak-anakku yang yatim. Suamiku meninggal dunia saat berperang di bawah perintah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib." Sampai saat itu, wanita tersebut masih belum tahu bahwa lelaki yang sedang berbicara dengannya adalah Imam Ali as. Setibanya di rumah wanita janda, Imam Ali as meminta izin pamit lalu pergi. Tak lama kemudian, sang Imam kembali ke rumah wanita itu dengan membawa sekeranjang makanan dan ...
Sejarah Ahlul Bait

Kisah puasa 3 hari Ahlul Bait

Allah berfirman: “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan. (Mereka hanya berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dan tidak pula (ucapan) terima kasih darimu. Sesungguhnya kami takut kepada Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan” Maka (karena keyakinan dan amal itu) Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.” (Surah Al-Insan ayat 8-11) Suatu hari Imam Hasan as dan Imam Husain as sakit. Keduanya merupakan bunga hati Rasulullah saw. Ketika Nabi mendengar kabar sakitnya mereka, beliau bersama sebagian sahabat menjenguknya...
Sejarah Ahlul Bait

Keridhaan sang ibu di saat kematian anak

Seorang pemuda berada dalam keadaan Sakaratul Maut dan menghembuskan nafas terakhirnya. Saat itu Rasulullah saw hadir di sampingnya. Rasulullah saw berkata kepada pemuda itu, “Wahai anak muda, ucapkanlah Laa ilaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah swt).” Pemuda itu hendak mengucapkan apa yang diperintahkan Rasulullah saw. Namun ia tidak berdaya, seakan lidahnya tidak bisa bergerak. Rasulullah saw diam sejenak. Lalu bertanya kepada orang-orang di sekitarnya, “Apakah ibu pemuda ini masih ada?” Seorang wanita yang ada di duduk di sanding kepala pemuda itu berkata, “Aku ibunya.” Rasulullah saw bertanya, “Apakah engkau ridha terhadap anakmu ini?” “Tidak. Selama enam tahun terakhir ini aku tidak pernah berbicara dengannya,” jawab ibu pemuda itu. Rasulullah saw berkata, “Ridhailah dia.” ...
Sejarah Ahlul Bait

Didoakan untuk menjadi kaya

Ada seseorang yang bernama Tsa’lab. Ia cukup rajin beribadah, ikut shalat berjamaah di masjid bersama nabi, dan juga tak pernah ketinggalan shalat Jum’at. Ia termasuk orang yang miskin. Oleh karena itu, pada suatu saat ia meminta Rasulullah saw untuk mendoakannya agar bisa menjadi orang yang kaya. Rasulullah sebenarnya enggan untuk mendoakannya agar menjadi kaya. Namun beliau bersedia mendoakannya, dan ternyata doanya terkabul. Tsa’lab mendapat rejeki untuk memelihara kambing-kambing. Lambat laun, tak terasa kambing-kambingnya berkembang biak dan menjadi banyak; sampai-sampai ia kesulitan menghitungnya. Semakin hari ia semakin sibuk, ia mulai jarang kelihatan di masjid. Sampai akhirnya ia sama sekali tak pernah terlihat di masjid untuk shalat jama’ah dan juga di shalat Jum’at. Rasulul...
Dukung Kami Dukung Kami