Sabtu, September 13

Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Imam Ja’far Shadiq as dan gaji guru ngaji

Fadhl bin Abi Qarrah berkata: Aku bertanya kepada Imam Ja'far Shadiq as, "Wahai putra Rasulullah, sebagian orang berkata bayaran yang diberikan kepada guru mengaji (guru Qur'an) haram dan kotor." Imam Ja'far Shadiq as menjawab, "Mereka adalah musuh-musuh Allah dan telah berkata dusta. Dengan perbuatan itu mereka ingin agar anak-anak mereka tidak belajar Al-Qur'an. Jika seandainya seseorang membayar guru Qur'an seharga uang tebusan nyawa anaknya sekalipun, mubah dan sah-sah saja." Sumber: Man Laa Yahdhuruhul Faqih 3/99 Bab Al-Ma'ayisy wal Makasib wal Fawaid Was Shinaa'aat H 32.
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Lebih baik dari pembantu

Imam Ali as dan Fathimah Azzahra as adalah suami istri tauladan bagi kita semua. Cerita ini sangat menarik dan dapat diambil banyak pelajaran darinya. Saat baru memulai hidup bersama, Imam Ali as dan Fathimah Azzahra as meminta pendapat Rasulullah saw tentang pembagian tugas mereka dalam rumah tangga. Rasulullah saw akhirnya menyarankan agar Fathimah Azzahra as mengerjakan segala pekerjaan yang ada di dalam rumah dan Imam Ali as mengerjakan segala yang di luar rumah. Mereka berdua pun sangat senang dengan saran sang nabi dan menjalankannya. Keadaan itu terus berlangsung hingga mereka berdua memiliki anak. Semenjak memiliki anak, Fathimah Azzahra as mulai kerepotan dengan banyaknya tugas yang harus dikerjakan di dalam rumah. Imam Ali as pun tidak tega dengannya, dan menyarankannya untuk p...
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Imam Ali as dan pengaduan seorang istri

Saat Imam Ali as menjadi khalifah, beliau selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi berbagai tempat untuk melihat kondisi masyarakat. Di jam-jam istirahatnya, saat ia berpeluh keringat di siang hari hendak kembali ke tempat kerjanya, seorang perempuan mendatangi Imam Ali as lalu mengadukan perilaku suaminya yang zalim. Ia berkata, "Wahai Amirul Mukminin, suamiku sungguh zalim, ia mengusirku dan mengancam akan memukulku jika aku kembali ke rumah." Karena merasa lelah, Imam Ali as berkata, "Bagaimana jika engkau datang kepadaku di sore hari?" Wanita itu terlihat galau. Imam pun merasa tidak patut untuk menunda urusan wanita yang mengaku dizalimi tersebut. Akhirnya imam berkata, "Di mana rumahmu?" Sang wanita menunjukkan rumahnya dan ia bersama Imam Ali as datang ke rumah tersebut. Ses...
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Imam Hadi as dan syukur nikmat

Abu Hasyim Ja'fari meriwayatkan: Saat itu aku sedang dalam kesusahan. Aku pergi ke hadapan Imam Hadi as dan duduk di dekatnya. Tak lama kemudian, tanpa aku memulai berbicara, beliau berkata kepadaku, "Wahai Abu Hasyim, nikmat Tuhan yang mana yang dapat kau syukuri saat ini?" Aku hanya duduk terdiam tak tahu apa yang dapat kukatakan. Imam Hadi as kembali berkata, "Tuhan telah memberimu iman yang dengannya Ia menjagamu dari api neraka. Ia memberimu kesehatan sehingga kau bisa taat beribadah. Allah memberimu rasa cukup sehingga engkau tidak menjatuhkan harga dirimu sendiri." Beliau melanjutkan, "Wahai Abu Hasyim, aku mengingatkanmu nikmat-nikmat ini sejak awal karena aku telah menduga engkau ingin mengadukan Dia yang telah memberikan nikmat-nikmat tersebut kepadamu. Aku juga telah memeri...
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Menentukan upah sebelum mempekerjakan

Kulaini menukil bahwa Sulaiman bin Ja’far bercerita: Pada suatu hari aku pergi ke luar rumah bersama Imam Ridha as untuk melakukan suatu pekerjaan. Seusai itu, beliau mengajakku datang ke rumahnya untuk menjadi tamu. Aku pun menerima tawaran itu. Saat aku hendak masuk rumah beliau, ada seorang sahabat beliau juga yang ikut datang, yang bernama Mu’attab. Saat kami masuk rumah, kami melihat ada beberapa orang yang sedang bekerja untuk Imam Ridha as membangun sesuatu yang mirip kandang untuk hewan-hewan. Di antara mereka ada seorang berkulit hitam yang bekerja dengan mereka dan bertugas mengaduk tanah. Namun Imam tidak mengenalnya. Imam bertanya, “Siapakah lelaki itu?” Mereka menjawab, “Orang ini ingin membantu kami. Kelak nantinya pun kami pasti akan memberikan upah kepadanya.” “Apakah ...
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Shalat Iedul Fitri Imam Ridha as

Ma’mun sempat menyetujui keputramahkotaan Imam Ali Ridha as. Menjelang hari Iedul Fitri, ia meminta Imam untuk memimpin shalat Iedul Fitri. Ia menjawab, “Aku telah berjanji untuk tidak ikut campur urusan pemerintahanmu. Sesungguhnya shalat Ied dan shalat Jum’at adalah perkara penting pemerintahan.” Ma’mun menjawab, “Aku hanya ingin perkara keputramahkotaanmu semakin menetap kuat di hati-hati.” Ia pun terus mendorong Imam untuk mau menerima permintaannya. Imam berkata, “Berhentilah mendorongku seperti ini. Kalau aku harus memimpin shalat, aku akan memimpin sebagaimana datukku Rasulullah saw dan datukku Ali!” “Seperti apapun kau mau, lakukanlah,” kata Ma’mun. Di pagi hari Iedul Fitri sekumpulan pejabat Ma’mun hadir di depan rumah Imam. Masyarakat pun juga demikian, mereka berkumpul menun...
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Imam Kadhim as dan pengakuan musuh

Ma’mun adalah khalifah dinasti Abbasiah. Ia mengaku mencintai keluarga nabi. Di suatu hari, ia berkata kepada anak buahnya, "Tahukah kalian aku belajar cinta terhadap Ahlul Bait as dari siapa?" Mereka menjawab, "Kami tidak tahu." Ma’mun menjelaskan, "Dari ayahku, khalifah Harun Ar-Rasyid." Semua orang pun heran dan berkata, "Bukannya ayahmu membenci Ahlul Bait as,dan membunuh para imam?" Ma’mun menjelaskan lebih banyak: "Pada suatu hari, aku ikut menjalankan ibadah haji dengan ayahku. Saat itu ia memberi hadiah kepada banyak orang dari kelompok manapun. Kurang lebih ia membagi-bagikan 5000 Dinar kepada mereka. Adapun orang-orang tertentu yang baginya spesial, ia melebihkan untuknya. Tak lama kemudian, datang seseorang bernama Musa Al-Kadzim kepadanya. Harun tergopoh-gopoh menyambutn...
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Tafsiran Imam Shadiq as tentang sebuah mimpi yang menakutkan

Seseorang bermimpi dan mimpi itu membuatnya ketakutan. Ia khawatir arti mimpinya adalah sesuatu yang sangat buruk baginya. Dalam keadaan khawatir dan ketakutan ia mendatangi Imam Ja’far Shadiq as lalu menceritakan mimpinya. “Aku bermimpi melihat seorang manusia kayu yang menunggangi kuda kayu sambil memegang pedang yang diayun-ayunkan ke atas. Saat aku melihatnya aku begitu ketakutan dan kini aku ingin engkau menafsirkan mimpi itu,” pinta lelaki tersebut kepada Imam Shadiq as. Imam menjawab, “Pasti ada seseorang yang memiliki sebuah harta dan engkau sibuk memikirkan cara untuk mengambil harta itu dari tangannya. Takutlah kepada Allah swt yang menciptakan dan mematikanmu. Tinggalkan niat itu.” Lelaki itu terkesima, kemudian berkata, “Sumpah engkau adalah orang yang memiliki pengetahuan ...
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Imam Shadiq as dan minuman keras dalam hidangan makan

Manshur Dawaniqi, khalifah waktu itu, sering kali meminta Imam Ja’far Shadiq as untuk datang ke Iraq dengan berbagai macam alasan. Pada suatu hari, saat salah satu pejabat Manshur punya hajat di Iraq, yakni saat itu anaknya dikhitan dan ia mengundang banyak orang untuk merayakannya. Salah satu yang diundang adalah Imam Ja’far Shadiq as. Beliau hadir dalam jamuan makan itu. Suatu saat, ada seseorang yang hadir meminta segelas air. Namun pelayan sebagai ganti memberi air menuang segelas minuman keras untuknya. Begitu Imam Shadiq as melihat peristiwa tersebut, beliau langsung berdiri di tengah makan dan pergi. Beberapa orang mencegah beliau pergi, namun Imam menolak dan berkata, “Barang siapa duduk untuk makan dan di tengah-tengah hidangan itu terdapat minuman keras, laknat Allah atasnya....
Kisah Ahlul Bait dan Sejarah

Pengangguran yang ahli ibadah

Imam Ja’far Shadiq as memiliki seorang murid, yang biasa hadir bersama murid-murid beliau lainnya dalam pengajian-pengajian rutin. Pada suatu masa, beliau tidak pernah lagi melihatnya beberapa hari atau minggu. Imam pun bertanya kepada kawan-kawannya tentang keadaannya. Salah satu dari mereka berkata, “Wahai Imam, keadaan si fulan itu memprihatinkan. Ia begitu miskin dan tidak punya apa-apa.” Imam pun bertanya, “Lalu apa yang ia lakukan?” “Tidak ada yang ia lakukan. Ia hanya diam di rumah sibuk beribadah sepanjang hari dan malam,” jawab kawan si fulan itu. “Lalu bagaimana ia memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya?” tanya sang Imam. Mereka menjawab, “Salah satu sahabatnya menanggung biaya hidupnya.” Mendengar hal itu Imam berkata dengan tegas, “Demi Tuhan, kedudukan kawannya di mata A...
Dukung Kami Dukung Kami