Sabtu, September 13

Hadis Ahlul Bait as Berkenaan dengan Iedul Adha

Idul Adha adalah hari raya yang datang setelah prosesi wukuf di Arafah (tempat pengenalan diri), Muzdalifah (tempat kesadaran dan pemahaman), dan Mina (tanah harapan, pencapaian cinta). Hari ini merupakan simbol pembebasan dari segala keterikatan duniawi—pembebasan dari segala sesuatu yang bukan berasal dari Allah. Pada hari ini, seorang jamaah haji mengorbankan “Ismail”-nya, yaitu segala hal yang membuatnya terikat pada dunia, demi mencapai kebebasan spiritual.

Hari ke-10 Dzulhijjah adalah salah satu hari raya terbesar umat Islam. Allah SWT menjadikan hari ini sebagai hari raya sebagai penghormatan atas kesiapan Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan putranya dan kepasrahan Nabi Ismail AS untuk disembelih.

Berikut beberapa hadis dari para Imam Ahlulbait AS yang berkaitan dengan Idul Adha:

1. Sabda Nabi Muhammad SAW:

“Dengan tetesan pertama darah hewan kurban, pemiliknya diampuni dosanya.”
*(Kitab Man La Yahdhuruhu al-Faqih, jilid 2, halaman 214)*

“Allah menjadikan Idul Adha agar orang-orang miskin bisa kenyang dari daging. Maka berilah mereka makan.”
*(Tsawab al-A’mal, halaman 59)*

“Barangsiapa niatnya ikhlas, maka tetesan pertama darah kurbannya menjadi penebus segala dosanya.”
*(Da’aim al-Islam, jilid 1, halaman 148)*

2. Hadis dari Imam Ali AS:

Imam Ali AS berkata:
Aku mendengar Rasulullah SAW berkhutbah pada hari Nahr (Idul Adha) dan bersabda:
“Hari ini adalah hari ‘Tsajj’ dan ‘Ajj’. Tsajj adalah darah hewan kurban yang kalian tumpahkan. Maka, jika niat seseorang ikhlas, tetesan pertama darah kurbannya akan menjadi penebus semua dosanya. Sedangkan ‘Ajj’ adalah doa. Maka, berdoalah kepada Allah. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak seorang pun yang pergi dari tempat ini kecuali diampuni dosanya, kecuali pelaku dosa besar yang terus-menerus melakukannya tanpa berniat untuk meninggalkannya.”
*(Kitab “Haji dan Umrah dalam Al-Qur’an dan Hadis”, halaman 361)*

3. Sabda Imam Baqir AS:

“Sesungguhnya Allah menyukai penumpahan darah (hewan kurban) dan pemberian makan (kepada fakir miskin).”
*(Al-Mahasin, jilid 2, halaman 143)*

4. Sabda Imam Sajjad AS:

“Ketika seorang jamaah haji menyembelih (hewan kurban), itu menjadi tebusannya dari api neraka.”
*(Bihar al-Anwar, jilid 99, halaman 288)*

Makna Mendalam Idul Adha

Idul Adha bukan sekadar ritual penyembelihan hewan, melainkan simbol ketulusan, pengorbanan, dan kepedulian sosial. Melalui kurban, seorang Muslim belajar melepaskan keterikatan duniawi dan mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, berbagi daging kurban kepada fakir miskin mencerminkan semangat berbagi dan solidaritas sosial yang diajarkan Islam.

Semoga di hari raya yang penuh berkah ini, kita semua dapat mengambil hikmah dari pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan keluarga, serta meningkatkan ketakwaan dan kepedulian kita kepada sesama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dukung Kami Dukung Kami