Selasa, Juli 1

Kisah-kisah inspiratif dari Fathimah Azzahra

🟢 1. Pahala Menjawab Pertanyaan Agama

Seorang wanita datang kepada Sayyidah Fatimah (a.s.) untuk menanyakan hukum agama atas nama ibunya yang sudah lemah. Wanita itu bertanya hingga sepuluh kali. Meski pertanyaannya berulang-ulang, Fatimah tetap menjawab dengan sabar tanpa menunjukkan rasa kesal.

Ketika wanita itu merasa sungkan, Sayyidah Fatimah berkata bahwa menjawab pertanyaan agama tidaklah melelahkan baginya, bahkan ia menganggapnya seperti seseorang yang dibayar mahal untuk membawa beban berat. Ia menegaskan bahwa setiap jawaban yang diberikannya bernilai besar di sisi Allah, jauh melebihi dunia dan isinya.

Ia juga menyampaikan sabda Nabi bahwa para ulama dan orang berilmu di hari kiamat akan diberi mahkota kemuliaan karena telah membimbing umat.


🟠 2. Kunjungan Abu Bakar dan Umar Saat Fatimah Sakit

Setelah peristiwa Saqifah, Abu Bakar dan Umar menyadari bahwa mereka telah membuat Fatimah marah. Mereka datang untuk meminta maaf, tetapi pada awalnya tidak diizinkan masuk.

Akhirnya, melalui izin Imam Ali (a.s.), mereka bisa masuk. Sayyidah Fatimah memalingkan wajahnya dan tidak membalas salam mereka. Ketika Abu Bakar mencoba menjelaskan alasan tidak memberi warisan Nabi, Fatimah menantang mereka untuk mengakui sabda Nabi tentang keridhaannya.

Setelah mereka mengakui, Fatimah bersaksi bahwa mereka telah membuatnya murka, dan ia tidak akan memaafkan hingga bertemu Rasulullah dan mengadukan mereka. Abu Bakar pun keluar sambil menangis.


🟡 3. Siapa yang Menulis Lebih Indah?

Suatu hari Hasan dan Husain (a.s.) menulis sesuatu dan meminta ibunya menilai siapa yang tulisannya lebih baik. Fatimah tidak ingin membuat salah satu dari mereka kecewa, jadi ia menyarankan bertanya pada ayah mereka. Ayah mereka pun akhirnya meminta agar mereka bertanya kepada Rasulullah saw, kake mereka.

Rasulullah saw juga tidak memberikan penilaian langsung, malah menyerahkan keputusan kepada Jibril, dan akhirnya kepada Allah. Allah kemudian memerintahkan agar Fatimah yang memutuskan.

Fatimah lalu melepaskan kalung mutiara dan menebarkannya di lantai. Ia berkata, “Siapa yang mengambil lebih banyak butir, tulisannya lebih indah.” Keduanya mendapat jumlah yang sama, sehingga tak ada yang kecewa.


🔵 4. Doa untuk Orang Lain

Imam Hasan (a.s.) mendapati ibunya sedang berdoa panjang di malam hari, menyebut nama-nama orang lain satu per satu. Ia bertanya mengapa ibunya tidak berdoa untuk dirinya sendiri.

Sayyidah Fatimah menjawab, “Nak, tetangga dulu, baru diri sendiri.” Dalam hadis disebutkan bahwa doa seseorang untuk orang lain akan dikabulkan, dan malaikat akan mendoakan si pendoa sebagai balasannya.


🟣 5. Rasa Malu dan Menjaga Aurat

Suatu hari, seorang lelaki buta ingin masuk ke rumah Sayyidah Fatimah. Ia tetap menutupi dirinya meski orang itu tidak bisa melihatnya. Rasulullah bertanya mengapa ia tetap menutup diri.

Fatimah menjawab bahwa meskipun orang itu buta, ia tetap bisa melihat dan mencium aroma lawan jenis. Rasulullah pun bersabda, “Engkau memang bagian dari diriku.”


6. Meninggal dengan Persiapan dan Ketenangan

Menjelang wafat, Sayyidah Fatimah meminta air untuk mandi, lalu mengenakan pakaian terbaik. Ia minta tempat tidur disiapkan di tengah ruangan, lalu berbaring menghadap kiblat, meletakkan tangan di bawah kepalanya dan berkata bahwa ia akan segera pergi menghadap Tuhan dan ayahnya tercinta.

Ia meminta agar jasadnya tidak dibuka karena sudah mandi sebelumnya. Ia menutup tubuhnya dengan kain dan meninggal dengan tenang.

Diketahui bahwa ia mungkin tidak ingin Imam Ali mengetahui luka-luka yang dideritanya akibat kekerasan, agar sang suami tidak terlalu bersedih.

Sumber: ana.ir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *