Imam Ja’far Shadiq as diracun oleh kaki tangan Mansur Davaniqi hingga akhirnya beliau wafat pada tahun 148 Hijriah. Ada perbedaan riwayat mengenai tanggal berapa beliau wafat, ada yang bilang pertengahan bulan Rajab dan ada yang menyebutkan tanggal 25 Syawal. Beliau wafat pada usianya yang ke-65.
Ketika Mansur Davaniqi menjabat sebagai khalifah dan menyaksikan semakin bertambah banyaknya pegikut Imam Ja’far Shadiq as, ia sering mendatangkan Imam Ja’far Shadiq as ke istananya di Iraq dan sampai lima kali atau lebih beliau mau dibunuh. Tapi karena mukjizat yang disaksikannya, berkali-kali itu pula Mansur mengurungkan niatnya.
Syaikh Thusi meriwayatkan dari Salimah, budak Imam Shadiq as, ia berkata: Menjelang akhir hayatnya, aku bersama beliau. Saat itu beliau pingsan. Ketika sadar, beliau berkata kepadaku, “Berilah 70 koin emas keada Hasan bin Ali bin Ali bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib as yang dikenal dengan Aftas, berikan juga beberapa koin kepada beberapa orang lainnya.” Aku bertanya, “Apakah engkau memberi kepada orang yang pernah menyerangmu dengan pisau dan hendak membunuhmu?” Beliau menjawab, “Apakah engkau tidak ingin Allah menjadikanku orang terpuji karena silatur rahmi? Yang mana Allah swt berfirman:
وَ الَّذِین َ يَصِلُونَ ما اَمَرَاللهُ بِهِ اَن يُوصَلَ وَ يَخشَونَ رَبَهُّم وَ يَخافُونَ سُوءَ الحِسَابِ
“dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.” (Ar Ra’d : 21)
Kemudian beliau melanjutkan, “Wahai Salimah, ketahuilah bahwa Allah swt menciptakan surga yang wangi nan jauh di sana dan harumnya aroma surga itu bisa mencapai penciuman kita setelah dua ribu tahun. Aroma itu tidak akan pernah tercium oleh orang yang memutus hubungan kekeluargaan dan memotong tali silatur rahmi.”
Sumber: Ahlolbait.com