Umar telah membebaskan Masjidul Aqsha lalu Shalahuddin Ayyubi mengambilnya lagi. Adapun orang-orang Syiah, apa kebanggaan mereka dalam sejarah penyebaran Islam?
Jawaban:
Penanya menyinggung dua tokoh, yang pertama tokoh Salafi yang bernama Umar bin Khattab, dan yang kedua tokoh Khalaf yang bernama Shalahuddin Ayyubi.
Baiklah saya akan menyebutkan kebanggaan-kebanggan jihad kaum Syiah baik di masa Salaf maupun Khalaf. Di masa Rasulullah saw, kebanyakan jihad yang pernah dilakukan oleh umat Islam tak lepas dari peran penting Ali bin Abi Thalib. Lalu sering didengar ungkapan dalam riwayat “Tidak ada pedang seperti Dzulfiqar dan tidak ada pemuda seperti Ali.” Dalam perang Khandak telah diumumkan bahwa jihad Ali sama derajatnya daripada ibadah Tsaqalain. Dalam kemenangan Khaibar Rasulullah saw berkata mengenainya, “Ia selalu maju dan tak pernah lari dari pertempuran.”
Selain berjihad melawan orang-orang musyrik, Ali juga pernah memerangi tiga kelompok: orang-orang pengingkar janji, kaum zalim, dan para pembangkang; hal ini juga disebutkan dalam riwayat-riwayat nabi.
Demikianlah contoh, itu pun baru pemimpin Syiah saja. Adapun orang-orang Syiah sendiri, cukup kami katakana bahwa dalam perjuangan-perjuangan Ali, para pengikut dan Syiahnya selalu menyertainya. Misalnya para sahabat dari Yaman yang datang dari berbagai kabilah, seperti Hamdan dan Kandah, semuanya adalah Syiah Ali. Oleh karena itu mereka berhijrah dari Yaman menuju Iraq lalu tinggal di sana agar dapat ikut serta dalam perjuangan-perjuangan yang dipimpin oleh pemimpin mereka.
Fatih Syam, Dayyar Bakr, Asia Sahghir Abu Ayyub Anshari, yang merupakan tuan rumah penjamu nabi Muhammad saw adalah Syiah Ali; yang sampai saat ini pun makamnya di Islambul menjadi tempat ziarah yang selalu ramai.
Muhammad bin Abu Bakar yang dari segi kejiwaan termasuk anak Ali bin Abi Thalib, mendapat perintah dari beliau untuk menyebarkan Islam di Mesir lalu gugur di jalan perjuangannya. Lalu tugasnya dilanjutkan oleh Malik Asytar Nakha’i; namun sayang di pertengahan jalannya menuju Mesir ia diracun oleh antek Mu’awiyah.
Di era para Khulafa jarak yang terbentang antara Suni dan Syiah tidak seperti sekarang, mereka semua bersama-sama berjuang dalam menyebarkan Islam.
Adapun di era para Khalaf, kita dapat membawakan contoh mengenai Murabathah (penjagaan perbatasan) yang menjadi tugas besar umat Islam pada waktu itu; kebanyakan diemban oleh pemerintahan-pemerintahan Syiah.
Hamadaniyan di Syam, Fathimiyun di Afrika Utara, dan Alawiyan di Tabaristan, Daiylam, dan Ghilan, mereka adalah para penjaga perbatasan Islam. Pemerintahan Syiah di India dikenal dengan perlawanannya terhadap penyembhan berhala serta pendirian pemerintahannya; panjang sekali ceritanya. Dan Askarabad di India pada waktu itu adalah pusat pemerintahan Syiah.
Jika anda ingin membaca lebih lanjut mengenai jihad kaum Syiah, silahkan merujuk kitab Jihadus Syiah, karya Sumairah Mukhtar Al Laitsy.
Peperangan Shafawi di Iran Selatan melawan Portugal, peperangan Iran melawan Rusia dan Inggris di Iran Utara, adalah lembaran-lembaran emas perjuangan kaum Syiah. Ketika orang-orang Portugal menduduki Bandarabbas lalu merubah namanya dengan Bandar Gamrun, Syah Abbas Shafawi merebutnya kembali dengan menggunakan kekuatan iman tentara Syiah. Jihad Nadirshah melawan para penyembah berhala India, juga merupakan salah satu bukti perjuangan Syiah menyebarkan Islam dan memerangi kekufuran.
Di abad ke-14, ketika Inggris menjajah Iraq, kepemimpinan umat Syiah berada di tangan marja’ besar Ayatullah Muhammad Taqi Syirazi; dan dengan adanya perjuangan Tsauratul Isyrin pada tahun 1920, mereka berhasil mengkosongkan tanah Iraq dari penjajahan Inggris.
Pada beberapa tahun terakhir ini kaum Syiah Lebanon telah mengguncangkan dunia dengan hantaman serangannya terhadap Israel dalam perjuahangan bertahan mereka; padahal Israel sempat mencapai ibu kota Lebanon, namun mereka terusir dan mundur setelahnya. Kemenangan Lebanon ini begitu menonjol dalam sejarah Arab.
Sebenarnya tidak terlalu penting kita bahas mengenai jihad kaum Syiah sepanjang sejarah. Apa boleh buat, karena penanya mengira jihad hanyalah jihad militer saja; oleh karena itu saya sebutkan beberapa contoh jihad militer Syiah. Padahal jihad selain militer juga ada, seperti jihad budaya, keilmuan, dan lain sebagainya.
Padahal jika tidak ada jihad ilmu dan kebudayaan, bagaimana bisa para pejuang Syiah benar-benar merelakan dirinya untuk agama Islam?
Diriwayatkan dari para Imam Ahlul Bait bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Ada tiga hal yang dapat menyingkap tirai-tirai: pena para ulama, teriakan para pejuangan yang berjihad, dan suara pemintalan perempuan-perempuan yang beriman.”[1]
Beliau juga bersabda:
“Sebaik-baiknya jihad adalah kata-kata keadilan di hadapan seorang pemimpin zalim.”
Para Imam Syiah semuanya mati berdarah hanya karena kata-kata keadilan mereka di hadapan kaum zalim.
Kita tidak boleh mengira jihad hanya ada dalam dunia militer. Sejarh pun telah membuktikan kenyataan yang sebenarnya.
Para ulama dan ilmuan Syiah mati terbunuh karena berjihad dalam bidang keilmuan dan budaya.[2]
Kesimpulannya, Syiah punya kebanggaan-kebanggaan tersendiri yang tidak dimiliki oleh selainnya dalam menyebarkan pemikiran-pemikiran suci Islam ke penjuru dunia.
[1] Asy Syahab fil Hikam wal Adab,
[2] Syuhada’ Al Fadhilah, karya Allamah Amini.